![]() |
(gambar terambil dari situs Albalad.co) |
Memang, sepanjang sejarah, wilayah Kan’an atau Palestina ini telah mengalami invasi asing, tetapi tidak satu pun yang bertujuan untuk mengusir atau memusnahkan penduduk asli.
Bangsa Romawi, Tentara Salib, dan bahkan Inggris sendiri puas dengan mendirikan protektorat bagi diri mereka sendiri dan menduduki negara tersebut untuk mengendalikan dan mengeksploitasi penduduknya.
Namun, Zionis Israel yang resmi mulai 10 Maret 1948 benar-benar tak masuk dinalar. Pada saat itu, persisnya saat malam tiba, pasukan Israel mempersiapkan penggusuran terhadap warga Palestina. Mereka menduduki Palestina dengan mendasarkan pada penggantian rakyat dengan rakyat, dan peradaban dengan peradaban.
Ya, Zionis itu hadir untuk mengusir dan merampas tanah penduduk asli. Bahkan menggenosidanya. Mereka menghancurkan peradaban Bulan Sabit Subur yang spiritual dengan peradaban Barat yang material. Mereka hendak mengganti bangsa Palestina dengan bangsa penjajah Israel yang sebelumnya berdiaspora ke seluruh penjuru dunia, dengan tujuan menghapuskan penduduk asli Arab. Menghabisi warga Palestina.
Dengan dalil rasial, Zionis merebut kepemilikan tanah dari warga Palestina yang telah menggarapnya selama empat ribu tahun. Warga Palestina yang notabene pemilik tanah Kan'an, turun-temurun mewarisi budaya mulia, budaya kenabian. Ya, Palestina merupakan tanah risalah, tanah para nabi.
Kini, Zionis seolah pantang jenuh terus saja menghabisi warga yang masih bertahan di Tepi Barat. Dan, kemungkinan pula, berkat uluran tanpa batas dari Trump, sepertinya Netanyahu seperti tak sabar menunggu selesai gencatan senjata, akibat gagal mengakuisisi Gaza pasca 15 bulan semenjak 7 Oktober 2023, untuk mengujicobakan senjata mutakhir Amerika Serikat guna menerakakan Jalur Gaza.
Ah, entahlah! Akankah genosida itu berhenti? Atau malahan bernasib sebagaimana Amerika dan Australia yang penduduk aslinya habis dihabisi?
Ungaran, 18 Februari 2025
0 Comments