Jangan Sibuk Berpolemik

Untuk menguji kekuatan iman adalah di luar, bukan di dalam diri. Hanya sayang, kita lebih suka berseteru dengan sesama Muslim. Kita lebih sibuk berpolemik terhadap saudara sendiri.

Padahal perhatian Rasulullah Saw. tidak begitu tertuju kepada gerakan orang-orang Arab kerdil yang menyulut permusuhan, tetapi lebih tertuju kepada Romawi. Kalaupun di internal Madinah, Nabi Saw. sedemikian hati-hati dengan gerakan kaum Yahudi Madinah. Sebab, tantangan terbesar beliau adalah menyebarkan Islam ke seluruh dunia.

Saat itu beliau terbaring sakit, tetapi tetap bersikeras agar ekspedisi Usamah ibn Zaid terlaksana. Walaupun beliau dalam keadaan sakit, secara pribadi beliau telah memercayakan Usamah dengan kriteria yang tepat, dan posisi sahabat-sahabat utama seperti Abu Bakar dan Umar berada di bawah komandonya sebagai prajurit biasa.

Dengan begitu, beliau ingin menekankan prinsip persamaan umat manusia, sekalipun di akhir senja kehidupan beliau. Selain memang, Usamah adalah prajurit muda yang gagah berani.

Pasukan di bawah komando Usmah putra Zaid itu berkemah di luar kota Madinah. Namun, sakit Nabi bertambah mengkhawatirkan sehingga keberangkatan pasukan itu pun diundur.

Sungguh, Nabi Saw. sadar betul akan adanya ancaman dari Romawi, juga Persia, yang akan menghalau laju dakwah beliau. Karena itu hingga akhir hayat beliau selalu memastikan umat Islam dalam keadaan siap menghadapi serangan musuh. 

Dan pasukan yang dipimpin Usamah ini tidak sempat maju ke medan perang kala Rasulullah Saw. terbaring sakit. Kemudian Abu Bakar, yang ditunjuk sebagai khalifah pertama, melanjutkan rencana Rasulullah Saw. tersebut. Abu Bakar memerintahkan Usamah maju menuju Syria. Dan berangkatlah pasukan Usamah, di mana Umar ibn Khattab salah satu sahabat utama Nabi ada di dalamnya.

Pada zaman Abu Bakar ini, sepulang Rasulullah Saw. ke hadirat-Nya, sepak terjang tak bermoral marak di suku-suku pinggiran Arab. Para penghasut dan terutama orang-orang yang mendaku diri sebagai nabi bermunculan. Mereka memfatwakan umat Islam bebas dari kewajiban berzakat. Umat tidak harus menunaikan zakat.

Suku-suku Arab yang sebelumnya terpaksa mengikuti Nabi Saw. lantaran kekuatan pasukan Muslimnya, mulai bersiap untuk menggempur Madinah. Awalnya mereka mengkampanyekan untuk menolak membayar zakat.

Maka, tatkala Abu Bakar tetap pada prinsip untuk meneruskan misi Nabi Saw. memerangi Romawi, terganjal justru oleh para sahabat dekat. “Suku-suku bangsa Arab itu sedang sibuk mempersiapkan pemberontakan,” kata mereka. “Kota Madinah bisa diserang setiap saat. Jadi lebih baik pasukan tetap di Madinah untuk menjaga kota, daripada dikirim ke tempat yang jauh.”

Alasan keberatan mereka yang lain adalah soal Usamah, pemimpin pasukan yang sebelumnya ditunjuk Nabi, yang masih teramat muda, baru 17 tahun, dan anak seorang budak, Zaid ibn Haritsah.

Mereka berpikir, bagaimana mungkin para sahabat Nabi yang merupakan orang-orang terhormat harus tunduk di bawah perintah seorang remaja tanggung. Seorang jenderal berpengalaman macam Umar mesti takzim di bawah Usamah, yang lagi-lagi hanya anak seorang bekas budak.

Namun, Abu Bakar bersikukuh, “Sekalipun hanya tinggal aku yang di Madinah setelah bala tentara Muslim maju ke medan perang, sedangkan aku harus menghadapi binatang-binatang buas yang siap menerkam aku, tetap aku tidak bisa memanggil kembali pasukan yang telah dipersiapkan oleh Nabi sendiri.”

Abu Bakar menandaskan, “Apakah kaum Muslim masih dapat menyombongkan diri dan berpuas diri pada zaman kebodohan seperti ini?”

Abu Bakar ingin menghapuskan pendapat yang salah mengenai kepemimpinan Usamah. Ia berjalan kaki melambaikan tangan melepas keberangkatan pasukan Muslim. Abu Bakar berjalan kaki tanpa canggung sedikitpun beriringan dengan Usamah yang duduk tegak di atas kudanya. 

Usamah yang muda belia memimpin pasukan besar Kaum Muslim hendak menghadang pasukan Romawi yang telah dikenal sebagai pasukan terunggul di dunia, selain pasukan Persia.

Ketika kabar mengenai penyerbuan pasukan Usamah mulai menyebar ke seantero Arab, seluruh Jazirah Arab menyadari rasa percaya diri kaum Muslim sudah tumbuh kembali. 

Mereka mengira pengikut Nabi Muhammad Saw. telah mempersiapkan kekuatan besar sehingga mampu mengirim pasukan sejauh itu pada saat-saat kritis. Mereka menanti hasil serangan tentara Muslim ke Syria sebelum menggempur Madinah. Harapan mereka, pasukan Muslim menjadi lemah dan memudahkan menyerang ibu kota. 

Ternyata pasukan Usamah ibn Zaid berhasil menaklukan pasukan Roma dengan mudah. Serbuan yang dilakukan selama 40 hari menjadi bukti bahwa Usamah memang pilihan yang tepat untuk memimpin ekspedisi itu.

Banyak musuh ditawan dan harta rampasan yang dibawa tentara Muslim kembali ke Madinah. Menyadari ini, para pemberontak ciut, semangat memberontak mereka dengan mudah dipadamkan. Dengan demikian, umat Islam mendapat dua kemenangan sekaligus dengan mengikuti perintah Nabi.

Oleh karenanya, buat kita hari ini, jangan terlalu sibuk berpolemik di antara sesama Muslim. Sebab kita akan kehabisan tenaga maupun waktu untuk melaksanakan tugas penting yang diajarkan Rasulullah Saw. yakni menyebarkan Islam ke seluruh dunia.

Baca juga: Meneladani Nabi

Post a Comment

0 Comments